Akankah Siak I (Leighton) Menjadi Bom Waktu?
Persis sebuah Bom Waktu. Baca Media! Menurut kepala Balitbang Provinsi Riau, diperkirakan 10 tahun lagi akan meledak. Lain pula menurut Kadis PU Riau, memperkiraakan daya mampu menahan beban Jembatan Leighton saat itu saat ini hanya 46 persen. Malahan menurut anggota DPRD Riau, bila tidak cepat ditangani, mungkin tiga tahun lagi jembatan ini tidak tahan lagi. Lalu kapan meledaknya?
Jembatan dengan panjang 350 meter ini dibangun untuk menghubungkan bagian selatan dan utara Kota Pekanbaru. Saat ini dikenal dengan nama Jembatan Siak I. Masyarakat Riau sering menyebutnya ”jembatan Letton”, sesuai dengan penyebutan nama perusahaan yang menjadi kontraktor pembangunannya. Proyek Jembatan Siak menghabiskan 600 ton baja; 1,200 kaki kubik beton; 150,000 kaki kubik tanah timbun dan pengaspalan 700 m persegi jalan.
Jembatan Siak resmi diserahkan kepada pemerintah Provinsi Riau pada 12 Juli 1977 dalam sebuah acara singkat di Pekanbaru. Berita acara serah terima ditandatangani oleh Chairman of Managing Board Haroen Al Rasjid dan Gubernur Riau Arifin Achmad, disaksikan oleh pejabat pemerintahan dan Ambassador Amerika Serikat D.D. Newsom
Sebenarnya telah lama kita mendengar ketidaklayakan jembatan siak I atau leighton untuk dipakai sebagai jalur utama. Usia yang sudah uzur menjadi pendorong melemahnya struktur jembatan yang menjadi ikon kota pekanbaru. Bahkan badan pemerintah sendiri yang mengeluarkan pernyataan tsb. Tapi lihatlah kenyataannya… jembatan tua itu masih terus di paksa kemampuannya untuk menahan banykanya volume kendaraan di atasnya. Memang sudah di pasang portal untuk mengurangi tekanan pada jembatan, tapi itupun masih di buka tutup kalo ada penjabat yang mau lewat
Semua instansi yang berkompeten manguji kekuatan jembatan siak 1 atau leighton itu sepakat bahwa jembatan tua ini sudah TIDAK Layak pakai.
Jembatan Siak I sudah mulai tua, retak pada pilar-pilar utama akibat over loading di masa-masa lalu. Jembatan ini pun sering diisukan mau rubuh alias tidak layak pakai, walaupun sebenarnya masih layak dipakai dengan catatan harus segera diperkuat. Meskipun jembatan ini masih layak diperbaiki tetapi tetapi tidak akan kuat terhadap beban kendaraan berat, konon jembatan ini dulunya (28 tahun yang lalu) didesain dengan Standard Australia yang tidak dipersiapkan untuk beban kendaraan berat, dimana beban rencananya memang masih di bawah standard Bina Marga yang dipergunakan di Indonesia.
Tetapi apakah para pakar dan aparat terkait itu lupa, bahwa jembatan Siak I ini sebenarnya terdiri dari tiga bagian struktur yang dipisahkan oleh gerber pada pelat jembatannya. Bagian struktur yang paling rawan sebenar adalah struktur bagian tengah, yang memiliki pilar-pilar yang sangat tinggi. Nah. Karena overloading pilar-pilar ini mengalami retak karena tekuk. Sedangkan bagian selatan (sebelah Pekanbaru) dan selatan (sebelah Rumbai) tentunya masih jauh lebih aman, karena memiliki pilar-pilar yang tidak terlalu tinggi.
Jadi, seharusnya Balitbang dan dinas PU, harus segera memberikan klarifikasi pada komponen struktur mana yang sudah tidak layak. Ibarat Orang, Jembatan Siak I ini mungkin kakinya terkilir atau retak. Jangan langsung divonis mati karena tidak ada obatnya. Dari tahun ke tahun para pakar, praktisi, dan ahli struktur sudah bertriak-triak dan dalam suatu seminar HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia) Komda Riau beberapa tahun yang lalu, sudah pernah menganjurkan dipasangnya kopel/pengaku pada pilar-pilar jembatan yang retak diperkirakan karena tekuku itu.
Coba kita simak suara hati masyarakat yang disampaikanm melalui berbagai median selama ini berikut ini: “Tapi coba kita lihat kalo ada kemacetan di sepanjang jalan itu. Bisa di bayangkan ada berapa jumlah kendaraan bermotor yang berhenti sepanjang jembatan itu dan semuanya menunggu nasib. Ya emang betul! kalo nasib masih baik ya gak bakal runtuh. Tapi kalo nasib jelek… Tapi sudahlah, semoga saja jembatan tua kebanggaan masyarakat Pekanbaru itu masih mau bersabar menunggu selesainya jembatan baru di sampingnya. kita harapkan proses penyelesaiannya jangan di perlama lagi. Tapi harus di percepat segera. Jangan sampai ‘Pak Tuo’ itu keburu runtuh….. amit-amit deh.
Saya mendukung pernyataan masyarakat dan apa yang pernah disampaikan anggota DPRD Riau bawah Pemda harus segera mengambil tindakan yang nyata bila berbahaya. Jangann kan pada struktur jembatan yang tua, retak sedikit saja pada struktur utama itu sudah bisa dikatakan kegagalan konstruksi, cepat dinatisipasi. Jangan sampai ada korban akibat MELEDAKNYA BOM WAKTUN ITU. ***
0 Response to "Akankah Siak I (Leighton) Menjadi Bom Waktu?"
Post a Comment