HIT di China Jadi Pilihan Mahasiswa (Civil Engineering) Indonesia
Saat ini ada sekitar 900 mahasiswa asing yang memilih kuliah di
Harbin Institute Technology (HIT), Kebanyakan mereka berasal dari Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan sejumlah Negara lainnya. Sementara jumlah mahasiswa asal Indonesia yang kuliah disini baru mencapai 1 % dari total mahasiswa asing .
Menurut Ir. Samuel Wiyono MBA, dari BLCI Mangga Dua Square, Jakarta Utara, disela-sela persiapan Pameran Pendidikan China ke-13, Kamis (27/10/2011) sore, mahasiswa asal Indonesia yang mengambil kuliah di Harbin Institute Technology setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Diutaraan Samuel, mahasiswa Indonesia yang berkesempatan kuliah di program gelar S1 untuk bidang studi Teknik Sipil (Civil Engineering) ataupun Teknik Material (Material Engineering) menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pegantarnya.
Harbin Institute Technology (HIT) merupakan perguruan tinggi pemerintah berlokasi di ibukota provinsi Heilongjiang, Harbin, merupakan salah satu universitas terbaik China di bidang teknik.
Semakin banyaknya mahasiswa mancanegara untuk studi di China termasuk mahasiswa Indonesia memilih kuliah di negeri titai bambu ini karena kemajuan teknologi China sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini seperti dalam pembangunan jembatan terpanjang di dunia, gedung pencakar langit, produk elektronik hingga Program Pesawat Antariksanya,
Hal itu dapat terlihat dengan keterlibatan HIT, yang telah berusia 90 tahun, secara langsung dalam program antariksa China, terutama proyek pesawat luar angkasa Shenzhou. Disamping HIT juga telah berkali kali memenangkan lomba robotika di China dan luar negeri
Dalam Pameran Pendidikan China ke-13 yang akan diadakan pada Sabtu (5/11)/2011 dan Minggu (6/11/2011) di Mangga Dua Square, Jakarta Utara, dilanjutkan Rabu (9/11/2011) dan Kamis (10/11/2011) di Hotel Horison Semarang, serta diakhiri Sabtu (12/11/2011) dan Minggu (13/11/2011) di Hotel Tunjungan Surabaya, juga akan diikuti HIT dan 14 universitas ternama lainnya.
“Tentunya menuntut ilmu di perguruan tinggi yang berkontribusi dalam proyek ruang angkasa akan memiliki kebanggaan tersendiri,”ujarnya.
Mahasiswa Indonesia juga berkesempatan kuliah di program gelar S1 untuk bidang studi Teknik Sipil (Civil Engineering) ataupun Teknik Material (Material Engineering) dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Kedua bidang studi tersebut merupakan salah satu bidang studi terbaik di HIT, bahkan juga di China.
“Jadi, mahasiswa yg belum menguasai bahasa Mandarin tetap bisa mengikuti kuliah kedua bidang studi tersebut. Selain itu, mereka juga diberikan pelajaran bahasa Mandarin dalam kurikulumnya. Maka, setelah lulus mereka diharapkan menguasai bahasa Mandarin dan Inggris seperti yang disyaratkan di banyak perusahaan multinasional,”jelasnya.
Mengenai biaya kuliah di HIT, Samuel menjelaskan kendati HIT merupakan universitas bergengsi namun biaya kuliah tetap terjangkau misalnya untuk belajar bahasa Mandarin uang sekolahnya hanya RMB 14.000/tahun atau berkisar Rp 20 jutaan per tahun*. Mahasiswa juga tidak dikenakan uang pangkal atau uang gedung jika kuliah program gelar sekalipun.
“Walau pun HIT merupakan universitas ternama dan kampusnya di tengah kota, namun biaya kuliahnya lebih rendah dibandingkan dengan universitas-universitas di Beijing, Shanghai dan Guangzhou dengan peringkatnya yg sama, apalagi biaya hidup di Harbin relatif lebih rendah dibanding di tiga kota tersebut,”jelas Samuel lagi.
Source : http://www.tribunnews.com
0 Response to "HIT di China Jadi Pilihan Mahasiswa (Civil Engineering) Indonesia"
Post a Comment